Powered By Blogger

Rabu, 08 Juni 2011

kicau burung

Bencana Alam kini Terjadi hampir Merata di Wilayah Indonesia

Krisis lahan kini terjadi hampir seluruh wilayah tanah air Indonesia yang diakibatkan oleh penggundulan hutan, baik yang legal maupun ilegal. Akibatnya dapat dirasakan, mulai dari kurangnya persediaan air tanah yang ditandai menyusutnya debit mata air, banjir, tanah longsor dsb.  Yang merasakan dampakya bukan hanya masyarakat pedesaan tetapi masyarakat perkotaanpun turut merasakan akibatnya.
Di tahun 60-an ketika aku masih anak-anak dan tinggal di pedesaan persis di lereng gunung Tampomas (Sumedang, Jawa Barat). Pada waktu itu suasana kampung begitu nyaman, lahannya subur, mata air keluar di mana-mana bening dan besar. Di beberapa lokasi perkampungan ada mata air yang membentuk sebuah kolam besar (situ) dengan debit air yang besar, bisa dijadikan tempat pemandian (kolam renang anak-anak) dan airnya yang bening mengalir  ke sebuah sungai kecil yang dapat mengairi ratusan hektar sawah.  Begitu indah rasanya hidup sebagai anak-anak di masa itu. Anak-anak sekarang tidak dapat merasakan suasana tersebut yang begitu indah, alami.  Praktis ! sekarang sudah tidak ada lagi, bahkan debit air yang hanya tinggal sedikit  malah sebagian dialirkan untuk bisnis air bersih.

Semua keadaan tersebut berubah akibat oleh penggundulan hutan secara massal. Saya ingat waktu itu masih kelas 5 SD terjadi penebangan pohon pinus secara besar-besaran. Waktu itu saya sebagai anak kecil yang tidak punya fikiran apa-apa, malah senang dan sangat gembira setiap hari bisa nonton Truk-truk besar yang rodanya 10 (sekarang.. Dump Truck) mengangkut pohon pinus setiap hari.. entah berapa tahun itu terjadi. Akibatnya ternyata tidak langsung, tetapi setelah puluhan tahun kemudian.
Rupanya hal serupa terjadi di mana-mana, di Sumatra, Kalimantan dan wilayah-wilayah lainnya. Sekarang kita sudah merasakan akibatnya terjadi bencana alam, banjir, tanah longsor terjadi di mana-mana. Siapa yang harus disalahkan ? Tidak, tidak perlu menyalahkan siapa-siapa.. sebab tidak ada gunanya dan sudah terlambat. Yang terpenting bagaimana cara melestarikan kembali hutan-hutan kita yang telah rusak. Tidak gampang! Tidak cukup waktu sebentar untuk mengembalikan hutan seperti keadaan sebelumnya, sebab hutan yang dibabat tersebut mungkin sudah berumur puluhan hingga ratusan tahun. Jadi untuk mengembalikannya diperlukan waktu puluhan hingga ratusan tahun pula. Jika kita mulai melestarikannya sejak sekarang, maka yang akan menikmatinya kelak adalah cucu-buyut kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar